Tempe, Bukan Makanan Sepele



tempeTempe, sebagai bahan makanan asli Indonesia, mungkin sering dijumpai sehari-hari. Namun tahukah Anda bahwa sejarah tempe di Indonesia telah dimulai sekitar tahun 1700?

Diperkirakan pedagang dari Cina yang memperkenalkan makanan fermentasi yang sekarang kita kenal sebagai kecap ke tanah Jawa. Kemudian, penduduk pulau Jawa pada masa itu memodifikasi proses fermentasinya dan menghasilkan tempe.
sate tempe

Untuk mengolah tempe, pertama-tama dibutuhkan kacang kedelai yang dilembutkan dengan merendamnya dan kemudian dimasak. Campuran cuka kemudian ditambahkan untuk menekan kadar kelembaban dan menciptakan kondisi yang disukai oleh jamur tempe. Fermentasi dimulai dengan menambahkan Rhizopus oligosporus, kemudian kacang kedelai ditempatkan di bidang datar untuk berfermentasi selama 24 sampai 36 jam di temperatur 30 °C. Pada tempe yang baik, setiap kacang kedelainya terjalin oleh mycelia putih.
Pada temperatur yang lebih rendah, atau memiliki ventilasi yang banyak, spora hitam atau abu-abu mungkin akan muncul ke permukaan – hal ini tidak berbahaya dan tidak akan mempengaruhi rasa dan kualitas tempe. Bau amonia yang samar akan tercium saat tempe terfermentasi.
Tempe dulu dikenal sebagai makanan kalangan bawah, namun semenjak diketahui bahwa tempe mengandung protein tinggi, tempe menjadi makanan favorit masyarakat Indonesia. Bahkan tempe dianggap sebagai makanan nasional dengan beragam cara pengolahan yang menggugah lidah orang Indonesia, seperti keripik tempe, tempe goreng, tempe mendoan, oseng tempe dan sebagainya.
sandwich tempeDi luar negeri, tempe lebih dikenal dengan ‘tempeh’ dan banyak menjadi pilihan bagi para vegetarian yang mencari alternatif tinggi protein sebagai pengganti daging. Cara pengolahannya juga lebih beragam, seperti memasukkan tempe ke dalam makanan yang seharusnya mengandung daging dan ikan, seperti burger tempe, sate tempe, sushi tempe, pasta tempe, dan sebagainya.
Kepopuleran tempe di luar Indonesia tampak terlihat dari beragam menu berbasis tempe yang telah berasimilasi dengan tipe makanan atau kecocokan lidah luar negeri. Bila bosan dengan menu tempe yang itu-itu saja, cobalah mengetik ‘tempeh recipe’ pada search engine, maka Anda akan menemukan beragam resep olahan tempe yang pastinya membuat perut keroncongan.
Sedikit trivia tentang tempe:
  • sushi tempeIndonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Dengan alokasi penggunaan kedelai 50% untuk pembuatan tempe, 40% untuk tahu dan 10% dalam bentuk lain (tauco, kecap, dan lain-lain).
  • Konsumsi tempe rata-rata orang Indonesia pertahunnya adalah 6,45 kg.
  • Tempe memiliki asosiasi negatif karena erat kaitannya dengan makanan kelas rendah, contoh: mental tempe. Walaupun tempe mungkin merupakan makanan penyelamat hidup banyak masyarakat Indonesia yang memiliki taraf penghasilan yang rendah dan tidak mampu membeli makanan yang lebih baik.
  • Sepotong tempe goreng (50 gr) cukup untuk meningkatkan gizi 200 gr nasi dan dinilai telah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita.
  • Walau harganya tergolong bersahabat bagi siapa saja, sangat disayangkan bahwa bahan kacang kedelai yang digunakan untuk tempe merupakan kacang kedelai impor dari Amerika Serikat.
  • Kini tempe terkenal di Amerika Serikat, Jepang dan Eropa. Sementara beberapa negara seperti Kanada, Sri Lanka, Taiwan, RRC, India, Australia, Amerika Latin dan Afrika sudah mulai dikenal di kalangan terbatas.
  • Pada jaman pendudukan Jepang dan Belanda, tahanan perang yang diberi makan tempe terhindar dari disentri dan busung lapar.


Responses

0 Respones to "Tempe, Bukan Makanan Sepele"

Posting Komentar

 

Categories

Return to top of page Copyright © 2010 | Platinum Theme Converted into Blogger Template by HackTutors